Malam semakin erat memeluk bulan. Cahaya lampu semakin terang. Semua mata manusia tertuju pada satu tujuan, panggung, itu tujuannya. Di depan sana terdapat tiga kursi dan satu meja. Satu kursi telah diisi dengan sang pembawa acara. Lalu untuk siapa dua kursi itu? Siapa yang ditunggu oleh manusia-manusia depan panggung ini? “Akhirnya mereka bertemu.” Kata pria yang tak lagi muda dengan tersenyum tipis. Di belakang panggung sana, terdapat dua pemuda yang masih terlihat asing di mata orang-orang luar. Tetapi di atas panggung sini, mereka akan memperkenalkan diri mereka di hadapan semua orang. Dengan masalah orang yang terlalu berat seperti mereka, mereka memiliki karya yang dapat dirasakan oleh orang lain. Dua pemuda itu saling berbincang. Mereka saling berjabat tangan dan menyemangati. Ini hari pertama mereka berdiri, duduk dan berbicara di depan mata-mata manusia. “Kau duluan, kau sudah siap?” Kata salah satu pemuda. “Sudah, sampai jumpa di atas panggung
Ujian Nasional akan segera tiba. Seragam putih biru sudah tak akan mereka pakai. Bukan hanya itu, teman-teman, guru-guru, dan lingkungan juga akan berubah. Semua masa-masa SMP akan segera berakhir. Begitu cepat rasanya waktu berjalan sehingga tidak menyadari bahwa sudah di ujung jalan. Namun tak berarti hidup mereka cukup sampai di sini, masa depan masih panjang. Dan mereka juga belum berjumpa dengan impian masing-masing. Di tengan lamunannya, Rista dikejutkan oleh suara temannya dari belakang yang memang sengaja untuk mengejutkannya “Doorr..” Suara keras Titi membuat ia terhentak. Ia kaget karena tiba-tiba sahabatnya yang bernama Titi itu berada di belakangnya. Secara otomatis ia terkejut dan berkata “Asstagfirullah..” dengan nada yang sedikit keras. Setelah Titi meminta maaf karena sudah mengejutkannya, mereka melanjutkan untuk bercanda bersama untuk menghilangkan stres karena akan ujian. Dan ketika mereka bercanda, satu sahabat mereka lagi datang dari belakang juga. Ia bernam