Ujian
Nasional akan segera tiba. Seragam putih biru sudah tak akan mereka pakai.
Bukan hanya itu, teman-teman, guru-guru, dan lingkungan juga akan berubah.
Semua masa-masa SMP akan segera berakhir. Begitu cepat rasanya waktu berjalan sehingga
tidak menyadari bahwa sudah di ujung jalan. Namun tak berarti hidup mereka
cukup sampai di sini, masa depan masih panjang. Dan mereka juga belum berjumpa
dengan impian masing-masing.
Di
tengan lamunannya, Rista dikejutkan oleh suara temannya dari belakang yang
memang sengaja untuk mengejutkannya “Doorr..” Suara keras Titi membuat ia
terhentak. Ia kaget karena tiba-tiba sahabatnya yang bernama Titi itu berada di
belakangnya. Secara otomatis ia terkejut dan berkata “Asstagfirullah..” dengan
nada yang sedikit keras. Setelah Titi meminta maaf karena sudah mengejutkannya,
mereka melanjutkan untuk bercanda bersama untuk menghilangkan stres karena akan
ujian. Dan ketika mereka bercanda, satu sahabat mereka lagi datang dari
belakang juga. Ia bernama Puri, dan pastinya ia langsung bergabung dengan kedua
sahabatnya.
Ketika
sedang ayik mereka bercanda, tiba-tiba ada seseorang yang melempar batu kecil
ke arah mereka. Mereka bertiga menengok
ke belakang dan mencari seseorang itu. Ternyata bukan seseorang yang melempar
baru kecil itu, tapi dua orang. Dua orang itu Putra dan Kiky. Mereka
cowok-cowok bandel di kelasnya. Bukan hanya susah dibilangin, tetapi juga jail.
Putra adalah murid pindahan dari SMP Bandung, ia juga asli orang Bandung. Ia
berbicara Bahasa Indonesia tidak pernah menggunakan bahasa yang sopan, mungkin
tidak bisa. Sering kali, Rista jika berbicara dengannya juga memakai bahasa
yang tidak sopan itu. Sedangkan Kiky adalah murid yang pendiam tetapi
sebenarnya bandel. Cuma dilihat dari luarnya saja dia baik, tapi dalamnya super
menyebalkan.
Rista
terlihat sangat marah kepada kedua cowok itu. Meski memang sudah lama ia benci
dengan mereka karena kelakuan-kelakuannya. Setelah ia melihat mereka lari dan
tanpa meminta maaf karena sudah melempar batu kecil padanya dan kedua
sahabatnya, ia langsung berteriak dan ingin mengejar mereka. Namun pergelangan
tangannya ditarik oleh Titi. Titi mencoba menenangkannya dengan kata-kata bijak
dari mulutnya. Setelah berkali-kali Titi menasehatinya, akhirnya ia pun menyerah
dan mengalah demi sahabatnya.
Keesokan
harinya di kelas ketika Rista akan memasuki kelas bersama dengan Puri, ia
melihat Titi sedang mengajari Putra dan Kiky matematika. Rista dan Puri mencoba
mendekat, namun mereka tidak menyadari kedatangannya. Awal percakapan, Rista
mengawali dengan sindiran “Tumben..” Puri pun meneruskan kata yang diucap oleh
Rista “ Tumben belajar..” Mungkin karena perkataan mereka terdengar sangat
sinis, Putra pun bereaksi dengan ekspresi marah. Putra merasa tersinggung, dan ia mengira jika Rista mengajak rebut
dengannya. Suasana di dalam kelas semakin panas ketika perdebatan antara Rista
dan Putra semakin besar, diikuti pula dengan Kiky.
Titi
tidak tahan melihat mereka berdebat seperti itu, akhirnya ia mencoba untuk
menenangkan suasana. Setelah suasana sudah mulai mereda, ia meminta untuk
mereka agar segera akur. Dan apalagi ujian sudah di depan mata. Ketika suasana
mulai tenang, Kiky berkata kepada Rista jujur. Jika sebenarnya selama ini yang
suka membuat masalah itu adalah Rista, karena sifatnya yang mudah sekali marah
dan tidak untuk bersabar. Kiky juga menyadari bahwa dia memang cowok bandel,
tapi teman yang lain menganggapnya jika itu biasa. Hanya Rista yang
menganggapnya adalah serius. Puri pun sependapat dengan Kiky. Dan mungkin bukan
hanya Puri, tapi semuanya.
Rista
diam sejenak. Ia mencoba memutar-mutar memorinya. Ia berbicara dalam hati
tentang hal-hal yang membuktikan bahwa ia seseorang yang mudah marah dan mudah
tersinggung. Ia bertanya-tanya dalam hati, dan ia juga mengingat-ingat
kelakuan-kelakuan nakal yang telah diperbuat Putra dan Kiky. Setelah ia
pikir-pikir, memang ada beberapa kejadian yang membuatnya benci kepada mereka.
Dan setelah ia pikir-pikir dengan jelas, semua kata teman-temannya itu benar. Akhirnya
Rista menyadari semua, dan ia meminta maaf kepada teman-temannya. Ia juga akan
memcoba memperbaiki kesalahan-kesalahan yang pernah ia perbuat.
Saat
detik-detik Ujian Nasional telah datang. Waktu mereka sudah tidak lama lagi.
Sebelumnya ujian dilaksanakan, Rista, Titi, Puri, Putra dan Kiky bersama-sama
membuat kerja kelompok. Sekarang Putra dan Kiky sudah tidak seperti dulu lagi,
jika dulu mereka cowok-cowok bandel kini mereka menjadi cowok-cowok yang rajin.
Begitu pula dengan Rista. Jika dulu ia orang yang mudah untuk marah dan juga
mudah tersinggung, sekarang ia sudah menyadari jika itu semua sifat buruknya.
Dan setelah ia meminta maaf, Putra dan Kiky pun juga meminta maaf karena
kejailan-kejailan yang pernah mereka lakukan. Dan pada akhirnya mereka damai,
dan siap untuk menempuh Ujian Nasional. Kini Rista percaya, jika masa SMP akan
berakhir dengan indah, pasti akhir hidupnya nanti juga akan berakhir dengan
indah.
END~
Noviarista Ana Rofillah
@NoviaristaaR / @NoviaristaR
noviaristaar27@gmail.com
Komentar
Posting Komentar